KEPERGIAN MU
Dia, gadis yang sederhana, tak begitu cantik namaun baik hati,dia tinggal di sebuah pesantren jauh dari ia berasal. Gadis cantik itu tak lain ialah amel.
Siang yang cerah,
Seorang gadis itu tiba di sebuah bioskop, tak lain untuk bertemu sang kekasih, sekian menit ia menunggu di sudut kursi tempattunggu,seorang pria dengan badan yang ideal dan perfect menghampirinya. Tak lain ialah ardi kekasihnya.
“hai honey. . .”
“hai juga honey . . .”
Dengan cetusnya amel menjawab.
“honey marah yach . . . ?”
“gak kock Cuma sedikit sebel aja,dah lupain ja”
“benta yach . . . !”
Lelaki itu berjalan menuju tempat pembayaran tiket dan segera membeli tiket tersebut, selesai membayar ia langsung menghampiri amel dan mengandeng tanganya untuk memasuki bioskop. Karna tempatnya cukup gelap, amel pun memeluk tangan ardi dengan erat. Hingga masuk, amel tetap memeluk tanganya dan memilih duduk di sudut belakang. Karna tempatnya strategis dan romantis akhirnya mereka memilih tempat itu meskipun kelihatanya tempat yang tergelap.
Mereka dengan riangnya menonton di layar bioskop. Tiba-tiba ada seseorang yang memanggil
“hai andre . . . ”
Terlihat olehnya seorang lelaki setengah baya berdiri di dekat mereka ternyata tak lain ialah andre. Tak banyak berfikir ardiansyah yang biasa di panggil dengan sebutan ardi pun segera menjawab salam dari temanya.
“hai juga andre . . . duduk . . . !”
Andre pun ikut bergabung, kami pun asik berbincang-bincang hingga waktu film berputar telah selesai dan kami pun segera bergegas keluar. Setelah kami keluar, kami pun berpisah, karna tempat yang kamituju tak searah. Kami berjalan menyelusuri kota wonosobo, setibanya di sebuah lestoran kami pun berhenti dan memilih untuk istirahat sebentar sambil makan.
“ardi . . .”
Amel pun molai berbisuk . . .
“kenapa nita sayang . . .”
“aku ingin berbicara tapi aku takut’
‘bicaralah . . .”
“ardi . . . aku akan sekolah di riau dan yang pastinya kita akan berpisah dan aku pulang tanggal 4 juli nanti.”
“apa . . . ??? kenapa kamu tak bilang dari sebelum-belumnya ? sebelum izasah kamu keluar “
“aku terpaksa krna akutakut hubungan kita yang telah terjalin sekian tahun hilang begitu saja”
Sejenak ardi membisu sambil menundukan kepala seperti orang yang sedang berfikir panjang. Tiba-tiba ardi berkata
“aku pasti akan merindukan mu dan aku berjanji meskipun kau jauh di sebrang sana aku akan senantiasa setia menunggu mu dan aku janji akan sekali-kali menemui mu sebagai pengobat rindu”
Begitulah janji ardi pada amel, amel pun hanya bisa diam membisu . . .
Makanan yang telah di hidangkan pun tak di santapnya, hanya sekedar mengacak-acak makanan. Selera makan amel pun hilang . . ia menangis terisak-isak. Tak terbayangkan olehnya bagai mana jika berpisah dengan sang kekasih yang sangat ia sayangi . . .
Siang telah berganti sore . . .
Mereka pulang dengan rasa yang tak menentu dengan kata-kata yang tak sempat terucap. Setibanya di pesantren mereka menuju pesantren masing-masing dengan mengindap-indap.
Waktu telah berlalu . . .
Tak terasa tanggal 4 juli telah tiba, waktunya bagi amel untuk pergi meninggalkan pulau tercinta dengan di dampingi sang kekasih sebuah setasiun. Air mata pun tak kunjung usai menetes di antara sang kekasih . . . semua yang mereka lalui senang maupun duka tetap di jalani bersama dengan sekian tahun jauh dari orang tua.
Kini semua harus berpisah, sekian tahun lamanya bersama tibalah waktunya perpisahan. Kenangan yang terlalui antara mereka tak kan habis-habisnya jika di kenang . . . begitu indah . . . bahkan tak semua orang bisa merasakan kebahagiaan itu . . .
sekian
karya : atin rohmatin
Dia, gadis yang sederhana, tak begitu cantik namaun baik hati,dia tinggal di sebuah pesantren jauh dari ia berasal. Gadis cantik itu tak lain ialah amel.
Siang yang cerah,
Seorang gadis itu tiba di sebuah bioskop, tak lain untuk bertemu sang kekasih, sekian menit ia menunggu di sudut kursi tempattunggu,seorang pria dengan badan yang ideal dan perfect menghampirinya. Tak lain ialah ardi kekasihnya.
“hai honey. . .”
“hai juga honey . . .”
Dengan cetusnya amel menjawab.
“honey marah yach . . . ?”
“gak kock Cuma sedikit sebel aja,dah lupain ja”
“benta yach . . . !”
Lelaki itu berjalan menuju tempat pembayaran tiket dan segera membeli tiket tersebut, selesai membayar ia langsung menghampiri amel dan mengandeng tanganya untuk memasuki bioskop. Karna tempatnya cukup gelap, amel pun memeluk tangan ardi dengan erat. Hingga masuk, amel tetap memeluk tanganya dan memilih duduk di sudut belakang. Karna tempatnya strategis dan romantis akhirnya mereka memilih tempat itu meskipun kelihatanya tempat yang tergelap.
Mereka dengan riangnya menonton di layar bioskop. Tiba-tiba ada seseorang yang memanggil
“hai andre . . . ”
Terlihat olehnya seorang lelaki setengah baya berdiri di dekat mereka ternyata tak lain ialah andre. Tak banyak berfikir ardiansyah yang biasa di panggil dengan sebutan ardi pun segera menjawab salam dari temanya.
“hai juga andre . . . duduk . . . !”
Andre pun ikut bergabung, kami pun asik berbincang-bincang hingga waktu film berputar telah selesai dan kami pun segera bergegas keluar. Setelah kami keluar, kami pun berpisah, karna tempat yang kamituju tak searah. Kami berjalan menyelusuri kota wonosobo, setibanya di sebuah lestoran kami pun berhenti dan memilih untuk istirahat sebentar sambil makan.
“ardi . . .”
Amel pun molai berbisuk . . .
“kenapa nita sayang . . .”
“aku ingin berbicara tapi aku takut’
‘bicaralah . . .”
“ardi . . . aku akan sekolah di riau dan yang pastinya kita akan berpisah dan aku pulang tanggal 4 juli nanti.”
“apa . . . ??? kenapa kamu tak bilang dari sebelum-belumnya ? sebelum izasah kamu keluar “
“aku terpaksa krna akutakut hubungan kita yang telah terjalin sekian tahun hilang begitu saja”
Sejenak ardi membisu sambil menundukan kepala seperti orang yang sedang berfikir panjang. Tiba-tiba ardi berkata
“aku pasti akan merindukan mu dan aku berjanji meskipun kau jauh di sebrang sana aku akan senantiasa setia menunggu mu dan aku janji akan sekali-kali menemui mu sebagai pengobat rindu”
Begitulah janji ardi pada amel, amel pun hanya bisa diam membisu . . .
Makanan yang telah di hidangkan pun tak di santapnya, hanya sekedar mengacak-acak makanan. Selera makan amel pun hilang . . ia menangis terisak-isak. Tak terbayangkan olehnya bagai mana jika berpisah dengan sang kekasih yang sangat ia sayangi . . .
Siang telah berganti sore . . .
Mereka pulang dengan rasa yang tak menentu dengan kata-kata yang tak sempat terucap. Setibanya di pesantren mereka menuju pesantren masing-masing dengan mengindap-indap.
Waktu telah berlalu . . .
Tak terasa tanggal 4 juli telah tiba, waktunya bagi amel untuk pergi meninggalkan pulau tercinta dengan di dampingi sang kekasih sebuah setasiun. Air mata pun tak kunjung usai menetes di antara sang kekasih . . . semua yang mereka lalui senang maupun duka tetap di jalani bersama dengan sekian tahun jauh dari orang tua.
Kini semua harus berpisah, sekian tahun lamanya bersama tibalah waktunya perpisahan. Kenangan yang terlalui antara mereka tak kan habis-habisnya jika di kenang . . . begitu indah . . . bahkan tak semua orang bisa merasakan kebahagiaan itu . . .
sekian
karya : atin rohmatin