Hati Gaduh
sebentar saja mengingatmu
secepat itu cepat landas hilang
sebentar saja melupakanmu
sekilat itu tak di duga datang
apa mau hati tentang gejolak
Tanpa mukadimah cinta menendangku angkuh
makin berlari, makin tersungkur pula
di lubang terjebak hitam mulai memerah
tampak buram adanya cahaya hilang
langit menopang agar aku tidak jingga
sang perempuan menawar enggan
menghibur udara sedih sekeliling
kosakata tak biasa ku dengar lugas
bahwa dia memantik tidak dengan harapan
dengan cara lain dia hidup pada hidupku
pada satu sachet kopi tak murni
aku mulai menjumpainya dengan sapa
berbeda dari yang biasa, memang
itu awal aku menegur dengan canda
manis sekali ketika itu…
seperti kopi baru ku seduh
dengan buku aku memberi harga
menyampaikan pesan yang benar-benar
apa yang terjadi dengan indera
sinar yang mengemplang hati
bagai morse mulai berisyarat
entah mengerti atau tidak satupun
pesan singkat memanggil paksa
bicara akan isi buku yang dalam
sekedar itu saja tanpa bahasan lain
atau …….
waktu berlari menjadi khusus
berlanjut hilang ketika satu hilang
suara kadang ada atau tidak menjawab
sangat perih untuk masing-masing
merasa hilang lalu menjadi gelisah
Romansa ber-entah terjalin abu-abu
memangkas sedikit waktu ku
hati yang bergejolak gaduh
memanggilnya paksa tanpa perintah
dalam hati yang gaduh
dengan cara lain dia hidup dalam hidupku
seperti kopi yang baru ku seduh
sangat manis sekali ketika itu
awal aku menegurnya dengan canda
pada satu sachet kopi tak murni
dalam hati yang gaduh
aku menunggu sinar….
benderang……
dan gemerlap…
by : sestri elda
sebentar saja mengingatmu
secepat itu cepat landas hilang
sebentar saja melupakanmu
sekilat itu tak di duga datang
apa mau hati tentang gejolak
Tanpa mukadimah cinta menendangku angkuh
makin berlari, makin tersungkur pula
di lubang terjebak hitam mulai memerah
tampak buram adanya cahaya hilang
langit menopang agar aku tidak jingga
sang perempuan menawar enggan
menghibur udara sedih sekeliling
kosakata tak biasa ku dengar lugas
bahwa dia memantik tidak dengan harapan
dengan cara lain dia hidup pada hidupku
pada satu sachet kopi tak murni
aku mulai menjumpainya dengan sapa
berbeda dari yang biasa, memang
itu awal aku menegur dengan canda
manis sekali ketika itu…
seperti kopi baru ku seduh
dengan buku aku memberi harga
menyampaikan pesan yang benar-benar
apa yang terjadi dengan indera
sinar yang mengemplang hati
bagai morse mulai berisyarat
entah mengerti atau tidak satupun
pesan singkat memanggil paksa
bicara akan isi buku yang dalam
sekedar itu saja tanpa bahasan lain
atau …….
waktu berlari menjadi khusus
berlanjut hilang ketika satu hilang
suara kadang ada atau tidak menjawab
sangat perih untuk masing-masing
merasa hilang lalu menjadi gelisah
Romansa ber-entah terjalin abu-abu
memangkas sedikit waktu ku
hati yang bergejolak gaduh
memanggilnya paksa tanpa perintah
dalam hati yang gaduh
dengan cara lain dia hidup dalam hidupku
seperti kopi yang baru ku seduh
sangat manis sekali ketika itu
awal aku menegurnya dengan canda
pada satu sachet kopi tak murni
dalam hati yang gaduh
aku menunggu sinar….
benderang……
dan gemerlap…
by : sestri elda
ini adalah karya copy paste dari orang lain yaitu karya puisi saya. bukan untuk ingin dihargai, seharusnya Anda lebih kreatif dari saya dalam membuat puisi puisi indah.
Saudara "sestri Elda" mestinya anda malu mengganti nama pengarang asli dengan nama anda sendiri. Belajarlah dan terus belajar mencari potensi diri.
....Hmmm ....memalukan, CTRL+C & CTRL+V ??? ....Sungguh bodoh sikap manusia yg hanya mngandalkan dua fungsi itu, khususnya di era yg seharusnya setiap individu sudah memiliki "pikiran" dan etika intelektualitas yang lebih baik... Salam duka dari penggiat "ANTICOPAS" ...